Saya hanya bisa terdiam ketika kamu mulai berkata
Saya hanya bisa menundukkan kepala dan tidak melakukan apa-apa
Mau apa lagi jika persepsi telah menganggap arah yang kita lalui berbeda
Saya tidak berani berkomentar, saya takut salah berkata
Takut kamu semakin pergi jauh meninggalkan saya
Padahal saya ingin berjalan bersama
Melihat langit yang sama dan menghirup udara
Tapi tidak pernah ada penunjuk arah darimu ataupun tanda
Saya sudah tersesat dan terjebak dalam rasa saya
Dan jika memang harus begitu akhir yang saya dapatkan
Terlalu naifkah jika saya meminta waktu diperpanjang?
Saya bukan anak kecil yang tiap kali ingin dimanja
Walaupun, kamu tahu, bukan seperti itu kenyataannya
Jika dirasapun, sebenarnya terpikirkan saya belum dewasa
Otak saya selalu penuh jika saya memikirkan sesuatu dengan terpaksa
Jadi, bolehkah waktu ini dijalani begitu saja?
Untuk terlihat lemah seperti ini, tidak mau saya sebenarnya
Saya mengaku, saya sudah mampu membaca isyarat mata
Sudah mampu melihat setiap gerak gerik yang ada
Tapi saya memilih untuk tidak melihat dan berpura-pura
Apakah yang seperti ini sangat memberatkan kamu ya?
Sekarang, jangan tinggalkan saya...
Sekarang dan besoknya, besoknya, besoknya, besoknya....
Saya tidak mengerti kamu dan kamu tidak mengerti saya
Kata 'tidak' itu, bagaimana jika diganti dengan kata 'belum' saja?
Kita hanya tidak pernah bercerita
Hanya butuh waktu walaupun sekarang hanya sedikit yang tersisa
Tolong katakan sesuatu pada saya
Bahwa semua ini akan baik-baik saja
Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, tidak ada
Saya hanya ingin kisah yang sederhana, apakah ada?
Indah dan manis seperti komik komik serial cantik yang saya baca
Dan kalau itupun memang sebuah imaginasi belaka
Saya anggap seperti itu saja ya?
No comments:
Post a Comment